Rabu, 8 April 2015

~ BADAI ~



matahari pagi menanti gelisah
musim hujan resah menghampiri
mendung membayangi jalan tuk dilalui
awan hitam tenggelam dalam dakapan
dedaun layu berguguran ke pangkuan
terlalu banyak peristiwa yang di alami
terlalu besar badai menerjang
jalan luas terbentang
terlalu banyak menyimpan misteri
hingga tak terbatas waktu
separuh rasa ini ingin mengungkap kata
seketika badai datang menggoyah kedamaian
sampai bilakah badai akan berlalu
resah hati menunggu
bersambut hari berganti
di dalam samudera diri
meredup bersama hari
terlukis khayal di awan membiru
Mari bersama di dalam suka dan duka
meraih anugerah dunia
walau badai datang menghadang
usah biarkan hati terluka
ingatlah....
walau badai sering menghampiri
bersujudlah dan memohon pentunjuk DARINYA
KERANA DIA MAHA MENDENGAR LAGI MAHA MENGETAHUI

~ DI SAAT ENGKAU HULURKAN TANGAN ~



Percayakah sejak pertama bertemu
Jantung selalu berdebar tak menentu
Meski hati kadang tak yakin
Tapi semua ini memang nyata terjadi
Selalu teringat saat engkau berjalan
Lemas saat engkau beri senyuman
Ingin mencuba berlari lalu menggapai
Tapi hati tak mahu beranjak pergi
Tak pernah temukan jawapan di hati
Lalu mulai belajar lupakan peristiwa silam
Malah semakin terbayang sebekas sinar
Jauh hati yang tak keruan bila terkenang
Lalu bingung di penjara pelbagai ranjau
Saat termenung di jendela hati
Terpancar seraut wajah terbayang
Yang dapat membuat kusenang
Di saat engkau hulurkan tangan
Lalu engkau genggam erat tanganku
Membawaku terbang melayang menebus awan
Memetik bintang-bintang di sebalik awan
Engkau bawaku berlari ke alam fantasi
Lalu memberi sejuta harapan yang bersinar
Kurasakan semua yang engkau berikan
Bebanpun terasa pergi
Terhembus angin malam
Bila engkau berada di sisiku
Kuberikan bintang padamu seorang
Bintang yang terindah yang tak pernah pudar
Bersinar di setiap malam
Sebagai satu tanda rasa hati
Di sudut hariku rasakan getaran
Engkau hadir sentuh hampaku
Yang dulu tak pernah padam
Kini menghampiri dan mendekati
Sinarilahku wahai sang mentari
Hangatkan relung-relung jiwaku
Kini kusedari kasih yang tercipta untukku
Ketika engkau datang menyapa
Pudarkan keluh dan gelisahku
Senyum tawamu hangatkan mimpi-mimpiku
Cinta datang tiba-tiba tanpa di duga
Cinta adalah anugerah yang MAHA KUASA
Cinta takkan sia-sia
Yang tumbuh dari hati yang suci
Cintailah yang MAHA MENCINTAI

~ TERBUNUH SEPI ~



Kabut sunyi mulai merayap di hati
Terlihat kesunyian membaluti tubuh
Terhempas di suatu kisah yang panjang
Tersesat di dunia tiada tempat berpijak
Bayang kenangan semakin sulit di cari
Angin dan burung-burung pun membisu
Kebisuan mendekati terasa dunia hampa
Menangis jiwa ini saat kesepian mewarnai
Terpancar embun terang di kelopak mata
Waktu berlalu meratapi kehidupan
Kesunyian sering menyeksa jiwa
Ingin bertanya tentang getaran hati
Tentang apa yang bertalian dengan jiwa
Mengapa persoalan mengusik jiwa ini
Di sini terdiam dan terbunuh sepi
Merindukan semua yang telah berlalu
Tak sempat wujudkan mimpi-mimpi indah
Lintasi malam jiwa yang sunyi
Kegelapan malam sering meninggalkan pesan
Melingkar semakin dalam berselimut debu waktu
Detik-detik berlalu dingin membeku
Ingin kais sisa masa lalu
Namun gerimis tiada datang basuh luka
Pelita kecil mengalir pelan seakan terbenam
Sering tersesat di dalam danau rindu
Saat mencengkam satu keadaan
Bagai pasir di hempas ombak di pantai
Terapung naluri di tengah lautan
Ingin rasanya hapuskan sebuah cerita
Rasa yang sering terpenjara mati
Saat tenggelam di dalam sebuah kenangan
Rasa rindu sering membelenggu jiwa
Ingin menggapai sinar rembulan
Namun kabus tebal menghadang
Bintang pon enggan menjelma
Langit seakan suram tanpa sinar yang menyinari
Siratkan puisi ungkapan hati
Walau sering tersesat di dataran
Namun angan sering hempaskan harapan
Rasa yang membunuh secara perlahan
Menghukum hati di baluti kecewa
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangat di batas pelukan
Menyentuh dedaunan jiwa yang bergetar
Di sebalik jendela hati serasa
Kesunyian ini memikat diri
Lalu terbunuh sepi sendiri
Ada suara yang memanggil lalu mendesir
Di antara angin dan titis airmata
Berderai dan menjelma dalam kerinduan
Hanya kedambaan nan melintas
Meragut...membelai..merantai relung jiwa
Di kesunyian sering merenung
Akan sebuah kesedihan
Duduk bersimpuh berkawan kesepian
Terpejam mata tanpa bersuara
Menghayati getaran jiwa yang menerpa
Tiada kata yang terucap di bibir
Yang ada memendam sebuah perasaan
Yang sering menghantui relung jiwa
Terbunuh sepi..biarlah sepi di jiwa
Tanpa kasih dan sayang
Merasa semakin sendiri di sudut sepi
Meski hati pedih walaupun sedih
Mencuba tuk luahkan isi hati
Tak ada yang mengerti
Walau hidup tak seindah pelangi
Walau gema tak seindah lestari
Walau kehidupan bagaikan mimpi
Mencuba tuk bangun dari mimpi
Yang tumbuh di gurun pasir yang sepi
Sepi membunuhku.....kuterbunuh sepi