Khamis, 18 Disember 2014

~ ALUNAN RINDU ~



Masih tergambar alunan rindu
Di dalam botol berkaca
Bicara dan tertawa tersimpan rapi
Semua canda tawa takkan pernah hilang
Terikat rapi tak mungkin terlerai
Walau badai menghadang
Alunan rindu menerjah di relung hati
Kubernyanyi di hati kecil
Tentang gemersik alunan rindu
Menghadirkan rasa indah di hati
Mewarnai mimpi-mimpi
Saat jiwa terpenjara belunggu
Yang di ganggu detik itu
Mengungkapkan untaian rasa
Dambakan sebuah kebahagian


Dengarkanlah hati ini seketika
Lantunkan alunan rindu
Tuk di dendangkan pada yang sudi
Alunan rindu bergema di sudut hati
Tercipta senada selaras di jiwa simponi
Terpercik tanamkan benih rindu sanubari
Terpaut di dalam kalbu
Berkobar menjalar merasuk hati
Mengepulkan asap rindu terindah
Merona terlukis umpama pelangi


Saatku terjatuh dan tak dapat bangkit
Tenggelam dalam lautan luka terdalam
Terbenam terbawa harungi rasa yang tenggelam
Tersesat di lorong bencana penuh liku
Merebak jeritan hatiku pilu
Kubagaikan tak bernyawa
Melihat gelap yang menakutkan
Membeku darah tubuh yang mengerikan
Terperangkap sendiri dalam jeritan hati
Diriku umpama butiran debu
Hanyut di bawa arus kepiluan
Hadiahkan sebuah alunan rindu
Agar dapat kuhiasi segala resahan


Hadirkan sebatas alunan rindu
Yang sering terbayang di bias mimpiku
Walau sering terdengar sayup-sayupan
Menerjah gegendang telingaku
Terpanah penuh pesona
Seakan hatiku sedang bergetar
Di dalam mimpiku impikan alunan rindu
Yang selalu membuat hariku rindu
Waktu datang dan berubah
Kata suara hati menyapa
Hilang kesunyian di telan malam
Saat alunan rindu menyentuh kalbu
Tebaran hati menyentuh jiwa
Membakar asmara mengukir kenangan
Bayangan alunan rindu di sebarkan
Di landasan awan yang luas terbentang


~ KALA HATI BERBISIK ~
~GEMERSIK BERIRAMA SYAHDU ~
~ KUHADIAHKAN PADA YANG SUDI ~

~ DALAM HUJAN ~


Dikehening malam ini
Saat datang rintik hujan
Terlukis sekilas bayang dibenakku
Seakan menjelma menggaris senyuman manis
Dengan seribu kenangan yang membekas
Ratapan lembut itu runtuhkan hati ini
Bisikan hati bersembunyi di hamparan
Kian terasa memburu rindu yang tak bertepi
Merempatku dalam kesendirian menangisi kisah lalu
Saat dinginnya malam merasuk di jiwaku
Bertemankan rintik hujan yang membasahi denai
Sejuk menusuk jantungku
Sendiri di sini berpeluk tubuh lalu sebening jernih
Mengiringi di tepian pipi mengikuti alunan rintik hujan
Dalam rintik hujan kumenangis luahkan isi hati

Kini kubagai menanti
Datangnya sang pelangi di malam hari yang sepi
Terkurung sendiri bagai terpenjara sepi
Saat lara selalu menemaniku
Dan selalu setia di sisiku
Tanpa banyak bicara dan meminta
Lara itu membuatku tak berdaya
Membataskan segala harapan
Lalu terpenjara sepi sendiri


Sendiri...

Kusapu air mata di pipi
Setelah mengenang akan kenangan
Yang terhapus hanya di sini
Tanda meninggalkan sebaris noktah
Terguris hatiku ingin meronta
Di rejam ghairah yang menimpa
Setelah mengemis tanpa suara
Lalu ditinggalkan duka
Saat seseorang membuka pintu hati
Mungkin kutelah jauh berlayar bersama kenangan
Biarkan kumengembara jauh
Membawa hati luka yang kecewa
Yang sering terjerat oleh keasyikkan
Ke mana kuharus mencari peneman jiwa
Yang dapat menyusir sepi
Di saat kuterpenjara sendiri